KEKUATAN PIKIRAN DAN PERASAAN Jumat, Maret 02, 2012

Bismillahir-Rahmanir-Rahim ...

Pikiran dan perasaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut kodratnya wanita lebih di dominasi oleh perasaannya, sedangkan laki-laki lebih menguatkan fikirannya ( rasional/logika ). Sebagai contoh ketika seorang wanita disakiti, dia akan mengeluarkan perasaan yang terkadang dilampiaskan dengan menangis. Setelah dilampiaskan dalam tangisan atau bentuk lain, ia baru berpikir. “mengapa demikian ? apakah sebabnya ? atau apa sih salahku, kok tega banget sih nyakitin perasaanku ?”

Lain halnya ketika laki-laki disakiti. Ia akan reflek dengan naluri kodratnya ia berpikir, masa saya disakiti, saya ga terima” si laki-laki cenderung membalasnya. Setelah membalas baru dirasakan, “eh … ternyata kasihan juga yah …” itulah sedikit gambaran penyelesaian konflik secara umum antara laki-laki dan perempuan.

Menurut kodratnya laki-laki lebih kuat fisiknya dari pada hatinya. Namun wanita sebaliknya labih kuat hatinya dari pada fisiknya sehingga pantas kalau seorang wanita diberi tugas oleh Allah untuk mengandung anaknya. Tetapi dalam keadaan darurat bisa saja terjadi sebaliknya, seorang wanita bisa lebih kuat 10 kali lipat dari pada laki-laki. Begitu pula ketika dalam keadaan darurat seorang laki-laki dapat mengeluarkan kekuatan hatinya/perasaannya.

Pikiran Positive dan Negative ...

Akal akan menghasilkan fikiran positif dan negative secara bergantian setiap saat. Pada umumnya orang lebih mudah mengeluarkan pikiran negative dari pada pikiran positive. Mungkin karena negative thinking dianggap lebih berwarna dan mengeluarkannya pun secara mudah. Padahal kalau ditelaah, dengan lahirnya pikiran negative maka akan muncul perasaan negative.

Jangan biarkan diri anda dikuasai oleh pikiran negative. Paksakan diri anda untuk selalu positive thinking. Jika pikiran anda dalam keadaan tidak tenang, gelisah maka gantilah pikiran anda dengan memikirkan keindahan dan ketenangan. Bila anda teringat suatu yang mengecewakan gantilah dengan suatu yang membuat anda bangga.

Ingat, ketika anda berfikir anda bahagia maka anda akan merasa bahagia. Ketika dalam pikiran anda mampu/bisa mengerjakan maka naluri hati akan berusaha mengerjakan dan dijamin pasti bisa. Namun ketika anda berfikiran sedih, malas, selalu cemas maka itulah yang akan terjadi. Intinya bila kita menyeting pikiran dengan senang, bijaksana maka jiwa kita akan merasakan indahnya kedamaian.

Perasaan ...

Apa yang anda rasakan kali ini ? dan mengapa anda merasakan demikian ? bersyukurlah bila anda selalu bahagia, namun bila hati anda dikerumuni perasaan-perasaan negative seperti marah, kecewa, gelisah, putus asa dll. maka cobalah anda seting perasaan postif. Perbanyaklah Dzikrullah. Sesungguhnya dengan Dzikir maka hati dan pikiran jadi tenang, emosi menurun. Apabila perasaan/hati anda baik/positif maka akan banyak memproduksi ide-ide/pemikiran yang baik dan dapat bekerja dengan baik.

Cobalah anda seting pikiran dan perasaan anda selalu positif dan berserah diri kepada Allah tentang semua urusan kita.

Seimbangkan Pikiran dan Perasaan ...

Apakah anda ingin bahagia ? So pasti, orang normal pasti ingin bahagia baik didunia mapun di akherat. Namun gimana sih orang yang bahagia ? and gimana carannya?

Kalau kita cermati di sistem organ tubuh kita ada pemimpin looh … dia adalah Qolbun/hati. Semua perintah/keputusan itu menjadi hak Qolbun. Eh tapi kenapa hati yang jadi pemimpin ? nah disini terkandung sebuah nilai, kalau seorang pemimpin tidak harus diatas. Nilai luhur dari hati/qolbun adalah dia selalu dekat dengan bawahannya. Ia menjadi pusat. Lalu wakil pemimpinnya adalah otak/pikiran. Otak sebagai koordinator seluruh bagian tubuh.

Sebenarnya dengan kita menyeimbangkan antara pikiran dan perasaan maka itulah kunci menuju kebahagiaan. Dengan mengoptimalkan 2 kekuatan ini, maka muncul sebuah energi baru yang lebih kuat. Jadi untuk apa kita dikendalikan dan disiksa oleh pikiran dan perasaan negative ? mengapa kita tidak ubah sesuatu yang menjengkelkan menjadi menyenangkan.

Be Always be Positif .....

0 comments: